10 Tanda Zaman Pembunuh Karakter Bangsa

May, 8th 2012 
Misiiii~ Author kece mau lewaat :P
Udah berbulan-bulan gak pernah update ini blog -_____- Yaaah, kalo mau ngejelasin, pasti entar dikira alesan. Jadinya mau tutup mulut aja deh /zip :x
Tadi siang, pas lagi pelajaran B. Indo, author rada bosen, bingung mau ngapain. Eeeh, author 'kan udah selesai ngerjain tugas, jadinya terserah dong mau ngapain u,u Terus iseng baca-baca LKS, eh, di halaman paling belakang ada something eyecatching #apadeh.
Bagus banget ni, buat renungan (?) readers sayang :D Ini tentang 10 Tanda Zaman Pembunuh Karakter Bangsa. Whoaa~ Judulnya nyeremin, iye gaak? :O
Ini kutipannya :)

Apa kabar pendidikan karakter hari-hari ini? 

Kabar hari-hari ini adalah gambaran carut-marut tentang kecemasan wajah bangsa. Nilai-nilai karakter yang dahulu tertanam, kini telah tercabut dari akarnya. Pendidikan karakter tak ubahnya nyanyian emosionalitas temporer. Pendidikan karakter terjebak basa-basi pemangku kuasa. 

Indonesia menjadi cemas. Indonesia kehilangan integritas, kehilangan daya saing, kehilangan daya tahan, kehilangan kemauan untuk menaati hukum dan peraturan, krisis ke-Indonesia-an, dan sebagian besar anak Indonesia yang lahir di pelosok, perdesaan, dan kota-kota kecil kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. 

Gejala ini jauh-jauh hari telah diungkapkan Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University). Lickona merumuskan 10 (sepuluh) tanda zaman menggila. Ancaman ini harus sadar diwaspadai karena dapat menjemrumuskan bangsa menuju jurang kehancuran. Kesepuluh ancaman itu seperti berikut: 

1. Peningkatan kekerasan atau banalitas di kalangan remaja atau masyarakat. 

2. Peggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk atau tidak baku. 

3. Pengaruh geng (peer group) dalam tindak kekerasan semakin tidak terkendali. 

4. Peningkatan perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan seks bebas. 

5. Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk. 

6. Penurunan etos kerja. 

7. Semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru. 

8. Rendahnya rasa tanggung jawab individu atau kelompok. 

9. Membudayanya kebohongan atau ketidakjujuran. 

10. Adanya rasa saling curiga dan kebencian antarsesama. 

Berdasarkan gambaran tersebut, apa langkah apresiatif diri kita sebagai warga negara Indonesia yang baik? 

Nah, salah satu niat mulia dapat diawali dari kesadaran untuk membiasakan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam ragam lisan maupun tulisan. Ambil salah satu contoh, bahasa lisan pergaulan dapat ditata demi kebaikan, kesopanan, dan etika sosial. Kita bisa membedakan pilihan kata selagi berdiskusi atau berpidato dengan membuat laporan ilmiah atau membuat proposal kegiatan. Upaya ini dapat memupuk kecintaan dan kebanggaan berbahasa yang mencerminkan satu ciri untuk membangun karakter bangsa.

Okee, itu tadi kutipan artikel yang ada di halaman belakang LKS Bahasa Indonesia. Btw.. Setuju banget! No offense, yaa, tapi anak-anak yang 4l4y itu termasuk tanda zaman menggila (dalam artian buruk). Tapi, iya juga sih, kalo ngomong (even in a discussion in class) pake kata baku kok kayaknya strict banget, ya? Hehe.. Mungkin gak usah terlalu kaku, yang penting gak yang sampe lebaaaay banget gitu deh :P Kan engga banget kalo salah tempat. Malu deeh xDD
 Oiya, ngomong-ngomong, kayaknya di entry kali ini author keliatan (?) lebih calm gimanaa gitu. Hahahahaha *readers: huweeek* Udahan dulu, yaa.. Author mau lompat ke sumur dulu. Mau ngegali sumber keajaiban xDDD
 Buh-byee~ :3 *tebar bunga*