Post a Title
Halo, assalamualaikum dan selamat pagiii~
Aku ngga akan bilang 'wah udah lama ngga nulis di blog' atau hal semacam itu karena sudah terlalu sering diucapkan dan sebenarnya aku sudah bosan (waduh) buat bilang hal serupa. Terlebih karena post terakhir di blog itu 6 bulan yang lalu (ada lagi sih setelah itu, tapi dihapus dan aku lupa kenapa....)
Tulisan kali ini tidak direncanakan, paling engga baru kemarin sore muncul keinginan untuk nulis di blog. Nggak direncanakan lagi karena rencananya pagi ini aku bakal menyelesaikan LTS APEB. Wow, sejauh ini aku belum pake emot apapun.
Aku cuma bakal cerita tentang perasaanku tentang ditempatkannya aku di 'sini'.
Dari dulu, di mana aku harus bersekolah, semuanya bukan pilihanku. Well, waktu SD, itu SD terdekat dari rumah sih, depan kiri dikit. Waktu SMP juga SMP terdekat, belakang rumah persis. Yep, sedekat itu. Aku pikir itu mungkin karena alasan praktis. Kemudiaan, tiba-tiba SMA yang aku masuki ada di balik bukit (?). Awalnya bukan SMA itu yang mau aku masuki, tapi sebuah SMA yang lebih jauh lagi, tapi ternyata tidak mendapatkan izin, jadi... Sekarang aku sudah lulus dari sekolah itu sekitar 1 tahun yang lalu. Salah satu alasan waktu itu (dan kemudian dipake lagi untuk hal lain) adalah 'coba kamu sekolah dulu di sini, buktikan kamu bisa jadi yang terbaik, baru kamu masuk ke tempat yang lebih tinggi lagi. Belum tentu kamu bisa ngalahin anak-anak yang lain' like, is my life a game of levels? Tapi akhirnya aku nurut aja.
Di semester akhir SMA, waktu penentuan untuk perjalanan berikutnya, lagi-lagi alasan itu keluar. Sampai kapan aku harus jadi katak dalam tempurung? Bukannya disregarding terhadap SMAku dengan seolah-olah bilang SMA itu adalah tempurungnya (turns out my high school is more than I've ever expected, and it is definitely not a 'coconut shell') dan aku menjadi si katak yang paling-paling padahal di situ hanya ada tempurung dan dirinya, tapi kemudian di hal lain yang lebih menentukan, aku mulai menyadari bahwa alasan itu lebih bermaksud menempatkan aku di comfort zone. Padahal masih banyak hal di luar sana yang aku sama sekali ngga pernah lihat. Dan sebagai akibatnya, aku merasa cukup-sampai-di-sini.
Let bygones be bygones.
Sekarang aku masih sangat bersyukur bisa kuliah di tempat ini.
Di jurusan ini. Dengan orang-orang yang aku kagumi dan sebelumnya ngga pernah terpikirkan bakal bertemu orang-orang sehebat mereka.
Sepertinya untuk kuliah di sini, itu adalah balasan dari sebelum-sebelumnya (haha).
Saat ini, sang katak sudah keluar dari tempurungnya dan benar-benar menyadari realitas. (halah)
Sekarang aku udah ngga bisa merasa aman, nyaman, dan harus berusaha lebih keras lagi. Ibu selalu bilang aku harus ditempatkan di tempat yang 'susah' karena aku bukan orang yang suka bertahan dalam kesusahan dan akan berusaha supaya bisa bertahan, bahkan keluar dari kesusahan itu. Well, I hope I won't make my mother regrets saying such a thing. Aku bersyukur bisa ditempatkan di tempat ambi ini.
Okay, so let's see whether my mother is right or sadly wrong.
Have a nice Sunday (and an ice cream, maybe)!
Ciao~
Btw, I haven't used any emoticon up until now. because emoticon does matter, here's a smile for you :)
Haha <333
Aku ngga akan bilang 'wah udah lama ngga nulis di blog' atau hal semacam itu karena sudah terlalu sering diucapkan dan sebenarnya aku sudah bosan (waduh) buat bilang hal serupa. Terlebih karena post terakhir di blog itu 6 bulan yang lalu (ada lagi sih setelah itu, tapi dihapus dan aku lupa kenapa....)
Tulisan kali ini tidak direncanakan, paling engga baru kemarin sore muncul keinginan untuk nulis di blog. Nggak direncanakan lagi karena rencananya pagi ini aku bakal menyelesaikan LTS APEB. Wow, sejauh ini aku belum pake emot apapun.
Aku cuma bakal cerita tentang perasaanku tentang ditempatkannya aku di 'sini'.
Dari dulu, di mana aku harus bersekolah, semuanya bukan pilihanku. Well, waktu SD, itu SD terdekat dari rumah sih, depan kiri dikit. Waktu SMP juga SMP terdekat, belakang rumah persis. Yep, sedekat itu. Aku pikir itu mungkin karena alasan praktis. Kemudiaan, tiba-tiba SMA yang aku masuki ada di balik bukit (?). Awalnya bukan SMA itu yang mau aku masuki, tapi sebuah SMA yang lebih jauh lagi, tapi ternyata tidak mendapatkan izin, jadi... Sekarang aku sudah lulus dari sekolah itu sekitar 1 tahun yang lalu. Salah satu alasan waktu itu (dan kemudian dipake lagi untuk hal lain) adalah 'coba kamu sekolah dulu di sini, buktikan kamu bisa jadi yang terbaik, baru kamu masuk ke tempat yang lebih tinggi lagi. Belum tentu kamu bisa ngalahin anak-anak yang lain' like, is my life a game of levels? Tapi akhirnya aku nurut aja.
Di semester akhir SMA, waktu penentuan untuk perjalanan berikutnya, lagi-lagi alasan itu keluar. Sampai kapan aku harus jadi katak dalam tempurung? Bukannya disregarding terhadap SMAku dengan seolah-olah bilang SMA itu adalah tempurungnya (turns out my high school is more than I've ever expected, and it is definitely not a 'coconut shell') dan aku menjadi si katak yang paling-paling padahal di situ hanya ada tempurung dan dirinya, tapi kemudian di hal lain yang lebih menentukan, aku mulai menyadari bahwa alasan itu lebih bermaksud menempatkan aku di comfort zone. Padahal masih banyak hal di luar sana yang aku sama sekali ngga pernah lihat. Dan sebagai akibatnya, aku merasa cukup-sampai-di-sini.
Let bygones be bygones.
Sekarang aku masih sangat bersyukur bisa kuliah di tempat ini.
Di jurusan ini. Dengan orang-orang yang aku kagumi dan sebelumnya ngga pernah terpikirkan bakal bertemu orang-orang sehebat mereka.
Sepertinya untuk kuliah di sini, itu adalah balasan dari sebelum-sebelumnya (haha).
Saat ini, sang katak sudah keluar dari tempurungnya dan benar-benar menyadari realitas. (halah)
Sekarang aku udah ngga bisa merasa aman, nyaman, dan harus berusaha lebih keras lagi. Ibu selalu bilang aku harus ditempatkan di tempat yang 'susah' karena aku bukan orang yang suka bertahan dalam kesusahan dan akan berusaha supaya bisa bertahan, bahkan keluar dari kesusahan itu. Well, I hope I won't make my mother regrets saying such a thing. Aku bersyukur bisa ditempatkan di tempat ambi ini.
Okay, so let's see whether my mother is right or sadly wrong.
Have a nice Sunday (and an ice cream, maybe)!
Ciao~
Btw, I haven't used any emoticon up until now. because emoticon does matter, here's a smile for you :)
Haha <333
Comments
Post a Comment