Fuel~

Hello~ 
Hari ini author lagi PMS, dan (kayaknya) itu gak penting, lol.


Oke, jadi ini berawal dari sebuah komen-komenan di facebook.

Bukan, ini bukan cerita romantis-romantis atau apalah, bisa diliat di postingan blog tanggal 9 Mei 2012 di entri berjudul: "Something Called Me" point nomor 15, di situ disebutkan bahwa author gak suka sama adegan-adegan romantis (titik).


Author mau bicarain tentang Thorium, sebenernya. Entah kenapa judulnya author tulis fuel. Tapi emang sih apa yang bakal dibahas malem ini itu tentang Thorium yang bisa dijadiin alternatif lain bahan bakar.



Jadi, ini berawal dari sebuah komen-komenan di facebook.

Author gatau boleh diambil skrinsutnya atau engga sama orangnya, jadi.. Mungkin lebih baik author kasih sensor, ya .__. 
Author baca ada status kayak gini di beranda:



Trus author komen kayak gini:



Dan sekarang author malah jadi rada tertarik buat bikin postingan tentang Thorium. Yaah, walaupun sejujurnya author sama sekali gatau Thorium itu apa. Please bear with me *bow*
Tentang Thoriumnya author kasih quote aja, ya, biar gampang dibedain dari intermezzo author ini xD 
(Ps. Ini diambil dari: sumber)

Akhir-akhir ini negara ini diramaikan dengan wacana pembangunan PLTN untuk menyuplai kebutuhan energi dalam negeri. Namun, banyak publik tanah air yang masih ‘meragukan’ kemampuan Indonesia dalam menghadapi potensi keamanan yang timbul jika terjadi ‘kecelakaan’ dengan PLTN tersebut, semisal kebocoran reaktor. 
Nah, ada sebuah tulisan menarik tentang bahan bakar alternatif dari pembangkit nuklir selain Uranium dan Plutonium, yaitu Thorium. Bahan yang satu ini dikatakan lebih aman dibanding Uranium dan Plutonium. Jumlahnya pun lebih banyak di alam, diperkirakan bisa 3 hingga 4x lipat dibanding dengan Uranium. Selain itu, Thorium hanya memiliki 1 isotop sehingga tidak perlu pengayaan untuk memisahkan isotop yang tepat untuk proses fisi. Lantas, mengapa hingga kini Thorium tidak digunakan sebagai pengganti Uranium? Berikut ini ulasannya.


Menurut beberapa sumber, Nuklir (Nuclear) sebenarnya merujuk kepada Nucleus, yaitu sebuah inti atom. Di dalam reaktor nuklir, inti atom ini dibelah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, proses pembelahan ini disebut fisi. Pembelahan tersebut menghasilkan dua hal yaitu energi panas dan pelepasan neutron. Energi panas tersebut yang digunakan untuk mendidihkan air untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Namun, inti atom yang ‘dibelah’ tersebut haruslah dari elemen alam yang relatif stabil seperti isotop yang didapat dari pengayaan Uranium atau Plutonium. 
Sedangkan Neutron yang terlepas dalam proses fisi tadi kemudian akan membelah atom lagi secara mandiri, proses tersebut terjadi berulang-ulang dan terus menerus sehingga disebut reaksi berantai. Reaksi berantai inilah yang menimbulkan ledakan besar yang kemudian digunakan sebagai senjata.


Di dalam reaktor nuklir, reaksi berantai ini ‘dikendalikan’ sesuai kebutuhan sehingga tidak terjadi ledakan. Ada elemen dalam reaktor yang fungsinya menyerap neutron, sehingga inti atom tidak terus-menerus ‘ditembak’ oleh neutron.

Seperti Uranium dan Plutonium, Thorium ini juga cocok dijadikan bahan bakar nuklir. Isotop yang didapat di dalam Thorium dapat digunakan untuk proses fisi. Namun, proses fisi yang terjadi tidak menghasilkan neutron yang cukup untuk membelah inti atom secara mandiri. Neutron harus selalu disediakan secara terus menerus dari luar untuk menembak dan membelah inti atom, dengan kata lain jika menggunakan Thorium maka tidak akan timbul reaksi berantai. Inilah mengapa Thorium disebut lebih aman dibanding Uranium dan Plutonium. 
Lalu mengapa tidak digunakan? Ternyata, kelebihan dari Thorium ini pula yang menjadi kekurangannya. Dengan tidak terjadinya reaksi berantai dari proses fisi, maka bahan ini tidak dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir. Itulah alasan utama negara-negara besar pemilik teknologi nuklir tidak menggunakan Thorium sebagai bahan bakarnya (tentu saja tidak ada statement resmi dari negara-negara pengguna nuklir tentang hal ini, tapi saya termasuk yang setuju terhadap teori ini). 
Padahal, Thorium menghasilkan produk-produk limbah yang jauh lebih sedikit dibanding Uranium atau Plutonium walau masih tetap radioaktif dan berbahaya. Thorium juga memberi jumlah energi yang lebih besar dibanding Uranium. 
Menurut Carlo Rubbia dari CERN (sebuah organisasi riset nuklir dari Eropa) mengatakan, “Dua ratus ton uranium dapat memberikan jumlah energi yang sama bisa Anda dapatkan dari satu ton thorium,” ujarnya seperti dikutip dari BBC. 
Jadi sebenarnya, jika ingin lebih aman Indonesia bisa menggunakan Thorium sebagai bahan bakar PLTN dalam negeri, namun masalahnya, teknologi yang ditransfer dari Rusia dan negara-negara barat semuanya menggunakan Uranium/Plutonium, sehingga Indonesia harus mengembangkan sendiri teknologi PLTN yang menggunakan Thorium. Tentu saja, tantangannya kemudian adalah sumber daya manusia dan yang pasti, D.A.N.A!

Keren, ya? Sayang, cuma karena keegoisan sekelompok manusia, thorium gak bisa dipake. Di salah satu komentar author bahkan baca, di Cina setiap orang yang nemuin thorium harus nyerahin thoriumnya ke pemerintah. Dan gak cuma di sumber yang tadi author nemuin alasen yang sama tentang gak dibolehinnya pemakaian thorium, di salah satu sumber yang lain juga disebutin thorium gak digunain karena Amerika lebih milih Uranium karena perang dingin, terus banyak proyek berbasis thorium gak dilanjutin. 

Okaay, I think that wasn't thing a child to think of, lol.
I'm not knowing enough to say anything about that, and the reason I post about this because I pay some interest on this new nuclear fuel which is safer than Uranium and Plutonium =))

Oiya, ada sedikit side-story dari komenan ini xD
Jadi, trus abis author komen lagi: "Is this a spoof?" dia bales: "Pardon?"
Nah, author langsung, teriak (dalam hati) tentang betapa begonya author, kayak tong kosong nyaring bunyinya.. Huwaaaaa~

Author kasih nih skrinsutnya lagi: 
Dia nge-wall author. Author rada shock -__-


Author bales aja: (Ps. liat komennya dia xDD Balesan dari author bener-bener out of my deepest heart loh '-')v Soalnya author gayakin bakal tau arti kata-kata sarkastiknya dia lol)


 Yaudah deh, gitu aja buat kali ini.
Makasih, ya, buat readers sayang yang udah rela nyempetin waktunya buat baca artikel yang harusnya serius dan penuh kedewasaan, malah jadi artikel abal-abal dengan banyak basa-basi ini _-_ 

Jaa~ :D

Comments

Popular posts from this blog

Sekilas MPKS Batik UI

10 Tanda Zaman Pembunuh Karakter Bangsa

100 Kata